28/06/16

JANGAN MANJA

Seorang tukang kebun mencoba mengadakan penelitian sederhana.
Ia menanam 2 tanaman yg sama pada lahan yg sama.

Tanaman PERTAMA disirami secara rutin tiap pagi sore, 
sedangkan tanaman KEDUA disirami 2 hari sekali.

Ketika tanaman itu bertumbuh cukup besar, tiba waktunya untuk menguji kekuatan akar tsb.

Perbedaannya cukup mencolok;

Dibutuhkan waktu kurang dari 2 menit utk mencabut akar dari tanaman pertama.

Sedangkan tanaman kedua, 
dibutuhkan waktu lebih lama yaitu 4 menit utk bisa mencabutnya!

Mengapa hal itu bisa terjadi?

Tanaman PERTAMA cukup dimanjakan dgn air yg ia dpt dgn mudah, sehingga akarnya tdk berusaha mencari ke tanah yg lbh dalam.

Sedangkan tanaman KEDUA krn mendapat suplai air yg lbh sedikit, maka mau tdk mau akarnya mencari ke sumber air, sehingga di dapatinya akarnya jauh lebih kuat krn msk lebih dlm ke tanah.

Cara Allah mendidik kita tak jauh beda dgn ilustrasi tsb.

Bayangkan saja jika Allah Memanjakan kita dgn mengabulkan semua doa yg kita minta atau tdk pernah mengijinkan penderitaan dan masalah hidup.

Tentu ini akan membuat kita jadi orang yg manja dan cengeng..

Akibatnya akar iman kita tdk kuat dan ketika permasalahan terjadi, dgn mudahnya kehidupan kita tumbang...
Allah sangat mengasihi kita, itu sebabnya DIA selalu mendewasakan & melatih akar iman kita.

Mengijinkan penderitaan, masalah, tekanan hidup atau keadaan yg tdk menyenangkan, dgn harapan bahwa akar iman kita terus mencari Sumber yg sejati. 

Jangan manja, 
meski Allah sangat baik kpd kita. 
Namun kebaikan-Nya bkn utk memberikan semua yg kita inginkan, melainkan utk mengatur yg terbaik bagi kita.

"TANPA MASALAH, KITA HANYA AKAN MENJADI ORANG YANG MANJA DAN MEMILIKI AKAR IMAN YANG RAPUH!!" 

Mulutmu Harimaumu

KAPAN KITA BICARA DAN KAPAN KITA DIAM   

• Alangkah indahnya DIAM,
bila BICARA dapat menyakiti orang lain......

• Alangkah terhormatnya DIAM, 
bila BICARA hanya untuk merendahkan 
orang lain......

• Alangkah bagusnya DIAM,
bila BICARA bisa mengakibatkan terhinanya 
orang lain......

• Alangkah cerdiknya DIAM,
bila BICARA dapat menjerumuskan orang lain......

• Alangkah bijaknya DIAM,
bila BICARA hanya untuk merugikan orang lain.....

Akan tetapi....

» Betapa dahsyatnya BICARA,
bila DIAM itu mengakibatkan celakanya orang lain.....

» Betapa saktinya BICARA,
bila DIAM itu menjadikan ruginya orang lain....

» Betapa hebatnya BICARA,
bila DIAM membuat tidak sadarnya kesalahan yang terus dilakukan orang lain.....

» Betapa pentingnya BICARA,
bila DIAM mengakibatkan semakin bodohnya 
orang lain......

» Betapa TAJAM-nya kata2 kita saat kita sedang marah & betapa TEDUH-nya kata2 kita saat kita sedang senang...... 

Maka pertimbangkanlah....
Kapan kita DIAM & kapan kita harus BICARA....

"Jangan bicara tentang Hartamu dihadapan 
orang miskin...

"Jangan bicara  Kesehatanmu dihadapan 
orang sakit...

"Jangan bicara Kekuatanmu dihadapan 
orang lemah..

"Jangan bicara Kebahagiaanmu dihadapan 
orang yang sedang sedih..

"Jangan bicara Kebebasanmu dihadapan 
orang yang terpenjara..

"Jangan bicara tentang Anakmu dihadapan 
orang yang tidak punya anak.....

Seorang yang BIJAK ibarat AIR 
yang selalu tenang dan menenangkan..
Suci dan menyucikan...
Sejuk dan  menyejukkan.....
Segar dan menyegarkan.....
Lembut dan melembutkan.....         

Jadilah seperti Air yang selalu mencari tempat yang lebih rendah..... 
Bermakna rendah hati, tidak pernah menyombongkan diri dan tidak pernah merendahkan atau  menghina orang lain....

Jadilah seperti air  yang selalu 
memberi kehidupan bagi apapun dan siapapun....
BERUSAHALAH MENCINTAI SEMUA ORANG DAN  TIDAK MEMBENCI SIAPAPUN

Karena Hidup itu Belajar ☘

Aku belajar...
Bahwa tidak selamanya hidup ini indah, kadang Allah mengijinkan aku melalui derita.
Tetapi aku tahu 
bahwa Ia tidak pernah meninggalkanku, sebab itu aku belajar menikmati hidup dengan bersyukur.

Aku belajar...
Bahwa tidak semua yang aku harapkan 
akan menjadi kenyataan, 
kadang Allah membelokkan rencanaku.
Tetapi aku tahu 
bahwa itu lebih baik dari yang kurencanakan, 
sebab itu aku belajar menerima semuanya

Aku belajar...
Bahwa cobaan itu pasti datang di hidupku, 
aku tidak mungkin berkata "tidak". 
Karena aku tahu 
bahwa semua tidak melampaui kekuatanku, 
maka aku belajar menghadapinya

Aku belajar...
Bahwa tidak ada kejadian 
yang harus disesali dan ditangisi, 
karena semua rancanganNya indah 

Maka dari itu aku belajar bersabar, 
bersyukur dalam segala hal 
Karena semua itu menyehatkan jiwa 
dan menyegarkan hidup

Ketika kaki sudah tak kuat berdiri...
bersujudlah

Ketika tangan 
sudah tak kuat menggenggam, 
balikan telapak untuk memohon

Ketika kepala sudah tak kuat ditegakkan... 
menunduklah

Ketika hati sudah tak kuat 
menahan kesedihan... 
menangislah

Ketika merasa 
hidup tak mampu utk dihadapi... 
berdoalah

Allah selalu setia bersama kita 
dan apa saja yang kita minta 
dalam Doa dengan penuh kepercayaan, 
kita akan menerimanya...

Allah mendengar lebih dari yang kita katakan.... 
menjawab lebih dari yang kita minta ... 
memberi lebih dari yang kita inginkan...

Karena di belakang kita 
ada kekuatan yang tak terhingga ...
Di hadapan kita 
ada kemungkinan tanpa batas...
Di sekitar kita ada 
kesempatan yang tiada akhir

Lebih dari itu, 
Allah selalu menyertai kita...
Allah Maha Pengasih dan Penyayang
Kasih sayangNya pada kita seperti lingkaran, 
tak berawal dan tak berakhir..

21/06/16

Saling Mengasihi dan Berbuat Baik adalah kunci

Aku meminta kepada Allah agar Allah mengangkat kesombongan dan keangkuhan yang ada padaku._

🍃Allah menjawab :
*“TIDAK.....!!*
Kamulah yang harus merendahkan hatimu, bertindak melayani bagi sesamamu, maka kesombongan dan keangkuhanmu pun akan hilang”.

Aku meminta kepada Allah agar Allah memberikan kesabaran kepadaku._

🍃Allah menjawab :
*“TIDAK......!!*
Kesabaran bukan suatu pemberian cuma cuma.
Kesabaran harus dilatih, kesabaran adalah hasil masa sulitmu, renungkan lah firman-KU dan lakukanlah, maka kesabaranmu akan bertambah.”

Aku  meminta kepada Allah agar Allah mengangkat beban hidupku_

🍃Allah menjawab: :
*“TIDAK......!!*
Beban hidupmu menjauh kan kamu dari kesukaan duniawi dan membuat kamu tidak mengandalkan dirimu sendiri, melainkan *Aku*, sehingga membuat kamu lebih dekat kepada-KU.
Dan *Aku*, akan senantiasa menemani kamu dimasa sulitmu, serta memampu kan kamu melewati masa sulitmu.”

Aku meminta agar Allah memberiku kebahagiaan._

🍃 Allah menjawab :
*“TIDAK.......!!*
*Aku* memberimu segala kebaikan , tergantung hatimu dalam bersyukur.”

Aku meminta agar Allah membuat kehidupan rohaniku bertumbuh._

🍃 Allah menjawab :
*“TIDAK.......!!*
Kehidupan Rohanimu, kamulah yang harus membuatnya bertumbuh, dengan semakin seringnya engkau bersekutu dengan-KU, *Aku* akan menyirami nya, sehingga akan membuahkan hasil yang baik.”

Aku meminta agar Allah menolongku untuk mengasihi sesama seperti Allah mengasihiku.._

🍃 *Allah menjawab* :
“HambaKU.... Inilah permintaaan terbaikmu hari ini, lakukanlah.....!!
Kasihilah sesamamu, pasti *AKU* akan menolongmu”...

~_Perbuatlah saling mengasihi dan saling menasehati dalam kebaikan, maka Allah akan memudahkan urusan kita.....!!_

Semoga kita diberi kemudahan utk berbuat baik...

Jangan Manjakan Anak Laki-Lakimu!

Di Indonesia hampir semua anak perempuan dididik orangtuanya untuk menjadi istri yang baik. Mereka diajari memasak enak, "Agar nanti disayang suami," kata ibunya. Bertahun-tahun mereka diberitahu tentang pentingnya menjaga sikap yang ramah dan lemah lembut, "Biar suamimu sayang sama kamu, laki-laki manapun akan luluh oleh perempuan penyayang," pesan ayahnya. Hasilnya, rata-rata perempuan Indonesia punya mindset yang sama... Bahwa mereka perlu menjadi istri yang baik, yang bisa mengatasi semua kebutuhan rumah tangga, yang ingin disayangi suaminya...

Apakah anak-anak laki-laki diajari sebaliknya? Apakah sejak kecil anak laki-laki diberi nasihat, "Nak, jangan berlaku kasar, agar disayang istrimu," atau "Belajarlah pengertian, karena perempuan manapun akan luluh oleh suami yang penyayang." Rasanya, kebanyakan sayangnya tidak. 

Mungkin itulah yang membuat kebanyakan suami dan istri di Indonesia memiliki mindset yang berbeda tentang membangun rumah tangga. Sementara para perempuan dididik menyayangi, bahkan "melayani", para laki-laki tak diajarkan untuk merendahkan egonya di hadapan istrinya kelak. Hasilnya? Silakan isi titik-titik berikut ini...

Tapi, mungkin kita bisa mulai mengubah semua itu dengan mendidik anak laki-laki kita... Agar mereka tumbuh menjadi generasi yang berbeda.

FAHD PAHDEPIE
(Penulis buku 'Rumah Tangga', Pandamedia, 2015)

Bersyukurlah..

Bersyukurlah apabila kamu tidak tahu sesuatu. Karena itu memberimu kesempatan untuk belajar.

Bersyukurlah untuk masa-masa sulit. Di masa itulah kamu tumbuh.

Bersyukurlah untuk keterbatasanmu. Karena itu memberimu kesempatan untuk berkembang.

Bersyukurlah untuk setiap tantangan baru. Karena itu akan membangun kekuatan dan karaktermu.

Bersyukurlah untuk kesalahan yang kamu buat. Itu akan mengajarkan pelajaran yang berharga.

Bersyukurlah bila kamu lelah dan letih. Karena itu kamu telah membuat suatu perbedaan.

Mungkin mudah untuk kita bersyukur akan hal-hal yang baik.
Hidup yang berkelimpahan datang pada mereka yang juga bersyukur akan masa surut.

Rasa syukur dapat mengubah hal yang negatif menjadi positif.
Temukan cara bersyukur akan masalah-masalahmu dan semua itu akan menjadi berkah bagimu.

Teruslah mjd bintang !

MeyLing H.-

15/06/16

DAN/ATAU

Ada anggota DPRD suatu daerah yang mengeluhkan alotnya perdebatan dalam pembahasan Ranperda  untuk menentukan syarat seorang untuk menjadi kepala desa. 
Salah satunya tentang domisili yang harus dibuktikan dengan KTP, Kartu keluarga (KK). Perdebatannya adalah .... iru diisi kata (dan) ataukah kata (atau). 
Lalu saya tanya konsep usulan pemda apa? 
Jawabnya konsep dari pemda adalah dan/atau. 
Saya tanya mengapa bukan itu yang dipakai? Dia jawab karena melanggar kaidah bahasa Indonesia. 
Menurut Prof. Dr. Sudikno  Mertokusumo  pernah menyampaikan bahwa bahasa hukum Indonesia harus mengikuti hukum bahasa Indonesia. 
Namun ternyata Bahasa hukum tidak selalu sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Contohnya adalah dan/atau. 
Selain  asing di telinga kita, memang tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. 
Berdasarkan kaidah bahasa Indonesia tidak boleh ada  2 kata sambung yang ditempatkan secara berurut. Jadi harus ditulis salah satunya (dan) ataukah (atau). Namun dalam bahasa hukum jika kedua kata itu ditulis berpisah atau ditulis berurut masing-masing mempunyai makna yang berbeda. Kata (dan) jika unsur itu kumulatif dan kata (atau) kalau itu alternatif. 
Oleh karenanya jika ditulis berdempetan berarti unsurnya alternatif kumulatif. 
Mari kita lihat betapa besar konsekwensinya jika kata (dan) serta (atau) ditulis terpisah dan ditulis berangkai dengan contoh kasus yang ada yaitu syarat bukti domisili calon kepala desa.
1. KTP dan KK konsekwensinya calon kepala desa harus punya keduanya yaitu KTP dan KK. Jika hanya salah satunnya maka tidak memenuhi syarat.
2. KTP atau KK konsekwensinya harus punya hanya salah satunya yaitu KTP atau KK. Jadi kalau calon punya KTP dan KK maka tidak boleh menjadi calon.
3. KTP dan/atau KK konsekwensinya calon boleh punya salah satunya atau keduanya. Jadi calon punya KTP saja atau KK saja atau keduanya tetap  bisa maju.

Prof. Anwar Borahima
Minggu, 12 Juni 2016. 16.55 WIB

ISTERI/SUAMI, ANAK SEBAGAI SAKSI

Ada seorang keluarga setelah membeli sebidang tanah datang ke rumah dan menanyakan apakah sudah aman jika membeli sebidang tanah dan jual belinya dilakukan di hadapan Lurah, dan anak serta isterinya pun ikut bertanda bertanda tangan? 
 
Jual beli yang dilakukannya itu menurut hukum tidaklah tepat dan tidak aman, karena:
1. Jual beli tanah itu harus dilakukan di hadapan pejabat yang berwenang yaitu PPAT. Berdasarkan PP No. 37/1998 Lurah bukanlah PPAT. Yang dapat menjadi PPAT adalah: Selain PPAT Notaris, juga Camat atau Kepala Desa sebagai PPATS, dan Kepala Pertanahan sebagai PPAT Khusus. Karena dilakukan tidak dihadapan Pejabat yang berwenang, maka akibatnya adalah batal demi hukum.
2. Saksi,  sekalipun itu isteri/suami atau anak sebenarnya berdasarkan hukum tidak boleh didengar sebagai saksi. Hal ini jelas terlihat dalam Pasal 145 HIR/172 Rbg. 

Selengkapnya sebgai berikut,
Adapun bunyi Pasal 145 HIR/172 Rbg tersebut adalah sebagai berikut:
“Yang tidak dapat didengar sebagai saksi adalah:
1. keluarga sedarah dan keluarga semenda dari salah satu pihak menurut keturunan yang lurus;
2. istri atau suami dari salah satu pihak, meskipun sudah ada perceraian;
3. anak-anak yang umumnya tidak dapat diketahui pasti, bahwa mereka sudah berusia 15 (lima belas) tahun;
4. orang gila, meskipun ia terkadang-kadang mempunyai ingatan terang.”
 
Dari penjelasan Pasal 145 HIR tersebut, pada ayat 1 terdapat kata- kata “Keluarga semenda dari salah satu pihak menurut keturunan yang lurus”, kalimat ini memiliki makna hubungan keluarga dengan orang tua, mertua, anak kandung, atau anak angkat.
 
Selain itu, pada Pasal 146 HIR/174 RBg juga mengatur mengenai orang-orang yang memiliki hak untuk mengundurkan diri sebagai saksi, yaitu:
 
1. saudara laki dan saudara perempuan, dan ipar laki-laki dan perempuan dari salah satu pihak;
2. keluarga sedarah menurut keturunan yang lurus dan saudara laki-laki dan perempuan dari laki atau isteri salah satu pihak;
3. semua orang yang karena kedudukan pekerjaan atau jabatannya yang syah, diwajibkan menyimpan rahasia; tetapi semata-mata hanya mengenai hal demikian yang dipercayakan padanya.

Tips memilih saksi:  
Janganlah memilih yang masih keluarga dekat, karena ada kemungkinan ditolak atau mengundurkan diri menjadi saksi ketika terjadi perkara, padahal keterangannya sangat dibutuhkan.
Pilih yang masih muda, karena kesaksian ini bukan dibutuhkan pada saat dibuatnya perjanjian tetapi pada saat terjadi perkara nanti di Pengadilan dan kemungkinan saksi yang memang sudah tua pada saat dibuatnya kontrak, ketika terjadi perkara di Pengadilan beberapa puluh tahun kemudian, saksi yang sudah tua ini boleh jadi sudah pikun atau mungkin juga sudah meninggal. 

Prof. Anwar Borahima
Senin, 13 Juni 2016. 21.19 WIB

14/06/16

Filosofi Pohon Bambu

🌿*FILOSOFI POHON BAMBU*🌿

Pohon bambu tidak akan menunjukkan pertumbuhan berarti selama 5 tahun pertama.
Walaupun setiap hari disiram & dipupuk, tumbuhnya hanya beberapa puluh centimeter saja.
Namun setelah 5 tahun kemudian, pertumbuhan pohon bambu sangat dahsyat dan ukuran nya tidak lagi centimeter melainkan meter.

Sebetulnya apa yang terjadi pada sebuah pohon bambu...?

Ternyata, selama 5 tahun pertama, ia mengalami pertumbuhan dahsyat pada akar, dan bukan pada batang.
Pohon bambu sedang mempersiapkan pondasi yang sangat kuat, agar ia bisa menopang ketinggian nya yang ber-puluh2 meter kelak kemudian hari.

*Moral of The Story*

Jika kita mengalami suatu hambatan & kegagalan, bukan berarti kita tidak mengalami perkembangan... 
justru kita sedang mengalami pertumbuhan yang luar biasa didalam diri kita.
Ketika kita lelah & hampir menyerah dalam menghadapi kerasnya kehidupan, jangan pupus harapan...
"The hardest part of a rocket to reach orbit is to get through the earth's gravity"
"Bagian terberat agar sebuah roket mencapai orbit adalah saat melalui gravitasi bumi"

Jika kita perhatikan, bagian peralatan pendukung terbesar yang dibawa oleh sebuah roket adalah jet pendorong untuk melewati atmosphere & gravitasi bumi.
Setelah roket melewati atmosphere, jet pendorong akan dilepas & roket akan terbang dengan bahan bakar minimum pada ruang angkasa tanpa bobot, melayang ringan & tanpa usaha keras.

Demikian pula dengan manusia, bagian terberat dari sebuah kesuksesan adalah disaat awal seseorang MEMULAI USAHA dari sebuah perjuangan.
Segala sesuatu terasa begitu berat dan PENUH TEKANAN...

Namun bila ia dapat melewati batas tertentu, sesungguhnya seseorang dapat merasakan segala kemudahan & kebebasan dari tekanan & beban.
Namun sayangnya, banyak orang yang MENYERAH disaat tekanan & beban dirasakan terlalu berat, bagai sebuah roket yang gagal menembus atmosphere.

Buya Hamka berkata: "Kalau hidup sekedar hidup, babi di hutan juga hidup. Kalau kerja sekedar kerja, kera juga bekerja"

Ketika pohon bambu ditiup angin kencang, dia akan merunduk. 
Setelah angin berlalu, dia akan tegak kembali.

Seperti perjalanan hidup seorang manusia, tak lepas dari cobaan dan rintangan...

Jadilah seperti pohon bambu...
Fleksibilitas pohon bambu mengajarkan kita sikap hidup yang berpijak pada keteguhan hati dalam menjalani hidup, walaupun badai & topan menerpa.

Tidak ada kata menyerah untuk terus tumbuh, tidak ada alasan untuk terpendam dalam keterbatasan, karena bagaimanapun pertumbuhan demi pertumbuhan harus diawali dari kemampuan untuk mempertahankan diri dalam kondisi yang paling sulit sekalipun.

Pastikan dalam waktu mendatang, hidup kita akan MENJULANG TINGGI dan menjadi PEMBERI BERKAH bagi sesama...seperti halnya pohon Bambu...

SUKSES DALAM KEHIDUPAN

*** Membawa selusin bodyguard bukan jaminan keamanan. Tapi rendah hati, ramah, dan tidak mencari musuh, itulah kunci keamanan.

*** Obat dan vitamin bukan jaminan hidup sehat. Jaga ucapan, jaga hati, istirahat cukup, makan dengan gizi seimbang dan olahraga yang teratur, itulah kunci hidup sehat.

*** Rumah mewah bukan jaminan keluarga bahagia. Saling mengasihi, menghormati, dan memaafkan, itulah kunci keluarga bahagia.

*** Gaji tinggi bukan jaminan kepuasan hidup. Bersyukur, berbagi, dan saling menyayangi, itulah kunci kepuasan hidup.

*** Kaya raya bukan jaminan hidup terhormat. Tapi jujur, sopan, murah hati, dan menghargai sesama, itulah kunci hidup terhormat.

*** Hidup berfoya-foya bukan jaminan banyak sahabat. Tapi setia kawan, bijaksana, mau menghargai, menerima teman apa adanya dan suka menolong, itulah kunci banyak sahabat.

*** Kosmetik bukan jaminan kecantikan. Tapi semangat, kasih, ceria, ramah, dan senyuman, itulah kunci kecantikan.

*** Satpam dan tembok rumah yang kokoh bukan jaminan hidup tenang. Hati yang damai, kasih dan tiada kebencian itulah kunci ketenangan dan rasa aman.

*** Hidup kita itu sebaiknya ibarat “bulan & matahari”—dilihat orang atau tidak, ia tetap bersinar. Dihargai orang atau tidak, ia tetap menerangi. Diterimakasihi atau tidak, ia tetap “berbagi”.

*** Jika Anda bilang Anda susah, banyak orang yang lebih susah dari Anda. Jika Anda bilang Anda kaya, banyak orang yang lebih kaya dari Anda. Di atas langit, masih ada langit. Suami, istri, anak, jabatan, harta adalah “titipan sementara”. Itulah kehidupan.

*** Nikmatilah hidup selama Anda masih memilikinya dan terus belajar untuk bersyukur dengan keadaanmu! Karena Anda tidak akan tahu kapan Sang Pemilik Raga akan datang dan mengatakan pada Anda, “Ini saatnya pulang!”—memaksa Anda meninggalkan apa pun yang Anda cintai, dan Anda banggakan, serta harta yang berlimpah....

Be Positive or Be Quiet

Be Positive or Be Quiet

Kita mjd spt hari ini sebagian disebabkan oleh apa yg kita katakan ttg diri kita. Kata2 spt benih. Ketika kita mengatakan sesuatu, kita memberikan kpd hidup kita apa yg kita katakan. Jika kita terus mengatakannya, akhirnya apa yg kita katakan akan mjd kenyataan.

Dlm hidup kita, akan sll ada 2 suara yg bersaing memperebutkan perhatian kita: suara keyakinan dan suara kekalahan. Satu suara akan mengatakan bhw kita sdh mencapai batasan kita, kita tdk bisa mencapai apa yg kita inginkan. Suara yg lain akan mengatakan bhw kita bisa, kita bisa melakukan semuanya melalui Tuhan, hari2 terbaik akan datang dlm kehidupan kita.

Kita bisa memilih suara mana yg akan mjd kenyataan, dg cara mengatakannya. Ketika kita mengungkapkan pikiran kita, kita memberikan hak u sesuatu yg kita ungkapkan terjadi.

Mari mulai mengatakan hal positif stp hari (The Power of I Am):

I am prosperous. I am blessed. I am successful. 
I am victorious. I am talented. I am creative.
I am wise. I am healthy. I am in shape.
I am energetic. I am happy. I am positive. 
I am passionate. I am strong. I am confident.
I am secure. I am beautiful. I am attractive.
I am valuable. I am free. I am redeemed.
I am motivated. I am focused. I am disciplined.
I am determined. I am patient. I am kind.
I am generous. I am excellent. I am equipped.
I am a child of the Most High God.

13/06/16

PRINSIP MENGENAL PENGHADAP DALAM AKTA NOTARIS



Notaris Taufik

Indonesia Notary Community (INC),
April 19


Ketentuan tentang Notaris harus mengenal penghadap diatur dalam pasal 39 ayat (2) dan (3) UUJN. Dalam pasal 39 ayat (2) ditentukan bahwa "penghadap harus dikenal oleh Notaris atau diperkenalkan kepadanya oleh 2 orang saksi pengenal .... atau diperkenalkan oleh 2 penghadap lainnya". Dalam ayat (3) ditentukan bahwa "pengenalan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dinyatakan secara tegas dalam akta". 

Bagaimanakah cara Notaris untuk mengenal penghadap dalam pembuatan akta?
Ada 3 cara Notaris dalam mengenal penghadap: 

1. Kenal secara pribadi;
Kenal secara pribadi ini adalah Notaris memang mengenal secara pribadi dengan baik penghadap yang bersangkutan tanpa bantuan orang atau identitas tertulis lainnya. Mengenal ini bisa karena pertemanan yang sudah lama, karena tetangga dekat rumah atau orang sekampung atau mungkin saudara jauh yang tidak terlarang sebagai penghadap dalam pembuatan akta Notaris atau kenal karena sebab-sebab lainnya. Kenal disini dalam arti mengenal identitasnya dengan sempurna, baik nama lengkap, tanggal lahir, orang tuanya, pekerjaannya, tempat tinggalnya dan lain-lain informasi tentang penghadap tersebut sehingga Notaris dapat menuangkan data-data atau identitas penghadap tersebut secara lengkap ke dalam akta. 

2. Kenal berdasarkan identitas tertulis;
Kenal berdasarkan identitas tertulis ini adalah Notaris mengenal penghadap berdasarkan identitas tertulis yang diperlihatkan atau diserahkan kepadanya. Identitas tertulis ini dapat berupa bermacam-macam surat tanda pengenal atau surat-surat yang menunjukkan adanya identitas dari penghadap, yang dapat berupa KTP, Paspor, SIM, Akta Kelahiran, KITAS atau KITAP atau surat keterangan lainnya yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang untuk itu. Mengenal berdasarkan identitas tertulis inilah yang biasa gunakan Notaris dalam pembuatan akta, karena Notaris dapat menguraikan data-data atau identitas dari penghadap berdasarkan data-data atau informasi yang tertera di identitas tertulis yang diperlihatkan kepada Notaris. Identitas tertulis yang paling banyak digunakan oleh Notaris adalah KTP (Kartu Tanda Penduduk). Karena KTP ini biasanya berkaitan dengan hal-hal atau keperluan lainnya yang berhubungan dengan akta Notaris yang dibuat tersebut. 

3. Kenal karena diperkenalkan oleh 2 saksi pengenal yang dikenal oleh Notaris atau 2 orang penghadap lain yang telah dikenal oleh Notaris;
Untuk cara ke 3 ini penghadap diperkenalkan oleh 2 orang saksi pengenal yang dikenal oleh Notaris atau oleh 2 orang penghadap lainnya, karena Notaris tidak mengenal secara pribadi penghadap tersebut dan penghadap tersebut juga tidak dapat menunjukkan atau memperlihatkan tanda pengenal atau identitas pengenal tertulis lainnya. Jadi dalam hal ini cukup diperkenalkan oleh 2 orang saksi pengenal yang dikenal oleh Notaris atau 2 orang penghadap lainnya yang telah dikenal oleh Notaris maka Notaris secara hukum sudah dianggap kenal dengan penghadap tersebut dan Notaris dapat membuat akta untuk penghadap yang bersangkutan.
Upaya untuk mengenal penghadap ini adalah dalam rangka agar dapat menguraikan data-data atau identitas yang berkaitan dengan penghadap secara lengkap dalam akta dan penghadap tersebut dapat terpersonifikasikan dengan baik sehingga setiap orang yang membaca akta Notaris tidak akan keliru atau salah dalam mengidentifikadikan siapa penghadap yang dimaksud dalam akta Notaris tersebut.
 


Agunan Yang Dialihkan



Pertanyaan :
Bagaimana kekuatan eksekutorial dari suatu agunan yang statusnya telah dialihkan (AYDA) akibat debitur wanprestasi, sementara hak tanggungan yang terpasang dari perjanjian kredit sebelumnya belum dilepaskan (roya).
Serta apa yang menjadi dasar hukumnya.
Jawaban :
Pada hakekatnya yang dijaminkan dari suatu perjanjian hutang-piutang adalah Tanah (dan Bangunannya) dan bukan Sertifikatnya (biasanya SHM), melalui suatu lembaga penjaminan yang dikenal dengan nama Hak Tanggungan karena setelah Sertifikat Hak Tanggungan dikeluarkan oleh BPN maka Sertifikat Hak Atas Tanah yang telah dibubuhi catatan pembebanan Hak Tanggungan akan dikembalikan kepada pemiliknya (pemberi hak tanggungan/debitur) dan kreditur (pemegang hak tanggungan) akan menerima Sertifikat Hak Tanggungan. Namun pada praktiknya, Sertifikat Hak Atas Tanah dan dokumen asli pemberian jaminan ini akan disimpan dalam penguasaan Kreditur, dan debitur hanya menyimpan salinannya saja.

Ketika seorang debitur wanprestasi atau cidera janji, maka pemegang Hak Tanggungan mempunyai hak untuk menjual obyek hak tanggungan. Hal ini didasarkan pada ketentuan yang diatur dalam pasal 6 jo. pasal 20 ayat (1) huruf a UU No. 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan (UUHT). Pemegang hak tanggungan diberikan hak untuk menjual obyek tanggungan melalui pelelangan umum dan mengambil pelunasan piutangnya dari hasil penjualan obyek tanggungan tersebut. Dengan demikian pada saat debitur cidera janji, maka obyek tanggungan atau agunannya secara otomatis beralih kepada pemegang hak tanggungan. 

Pemegang hak tanggungan mempunyai hak untuk mengeksekusi obyek hak tanggungan pada saat debitur wanprestasi. Eksekusi obyek hak tanggungan tidak memerlukan permohonan sita jaminan terlebih dahulu kepada PN setempat (conservatoir beslag), namun dalam tahap penjualan tetap dilaksanakan melalui lelang dan dengan bantuan Kantor Lelang Setempat (parate executie karena sudah ada klausula kuasa untuk menjual sendiri di dalam Akta Pemberian Hak Tanggungan), selain karena dalam Sertifikat Hak Tanggungan yang dikeluarkan kantor pertanahan, sudah dicantumkan irah-irah "Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa" (pasal 14 ayat [2] UUHT), sehingga Sertifikat Hak Tanggungan tersebut sudah memiliki kekuatan eksekutorial seperti suatu putusan hakim yang berkekuatan hukum tetap.

Peraturan perundang-undangan terkait :
UU No. 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan

Selasa, 29 September 2009