mj widijatmoko
Pemerhati hukum pada MjWinstitute Jakarta
Jakarta 5 agustus 2016
ps 32 ay 1 UU 40/2007 menetapkan :
1. Modal Dasar PT "paling sedikit Rp. 50jt".
2. UU yg mengatur "kegiatan usaha tertentu" dpt menentukan "jumlah minimum modal PT "yg lebih besar" drpd ketentuan modal dasar sbgmn dimaksud ps 32 ay 1.
3. "Perubahan besarnya modal dasar" sbgmn dimaksud pd ps 32 ay 1 "ditetapkan" dg "Peraturan Pemerintah".
Dari ketentuan ps 32 ay 3 UU 40/2007 tsb, telah dibuka keran utk dpt "memberi pengecualian" thd ketentuan besaran modal dasar minimum pd PT yg ditetapkan dlm ps 32 ay 1, tetapi juga dg ps 32 ay 2 dibuka keran utk menentukan besaran modal dasar suatu PT yg jumlahnya lebih besar dr modal dasar PT yg tetapkan dlm ps 32 ay 1. Dengan demikian terbitnya PP 29/2016 "yg memberi kewenangan" kpd para pendiri PT utk menetapkan besaran modal dasar dr suatu PT yg didirikan "telah mempunyai dasar hukum" yg jelas & tegas sehingga hal tsb menjadi sah & tdk melanggar ketentuan ps 32 ay 1 & ay 2 UU 40/2007.
PP 29/2016 telah menjawab kebutuhan masyarakat utk dpt mendirikan badan usaha berbadan hukum berupa PT dg modal dasar yg sesuai dg "kemampuan masy" dlm hal permodalan usaha yg "lebih kecil dr modal dasar Rp. 50jt" sesuai aturan hukum yg berlaku. Bukanlah merupakan "penyimpangan & pelanggaran UU 40/2007 apabila masy mendirikan PT dg modal dasar yg lebih kecil dr Rp 50jt. Dengan demikian pula teori ttg badan hukum pun tidak dilanggar karena dlm PP 29/2016 "tetap mewajibkan" dlm pendirian PT "harus" ada pemisahan harta pribadi dg harta PT dg tetap ada kewajiban adanya "modal dasar & modal setor" dlm PT sekalipun dg jumlah yg lebih kecil dr jumlah modal dasar min Rp 50 jt & jumlah modal setor min Rp. 12,5jt.
Akan tetapi ....
Dalam UU 40/2007 ps 1 angka 1 & ps 7 ay 1 menetapkan bhw PT "harus" didirikan oleh 2 org berdasarkan perjanjian belum bisa menjawab "kebutuhan masyarakat" untuk mempunyai & mendirikan suatu "badan usaha yg berbadan hukum yg didirikan oleh 1 org". Hingga saat ini di Indonesia "tidak ada" badan usaha yg berbadan hukum yg bisa didirikan oleh 1 org. Lain hal nya dlm badan sosial, kemanusiaan, keagamaan & kemasyarakatan yg berbadan hukum "telah ada" badan yg dpt didirikan oleh 1 org yi "yayasan" yg dlm UU Yayasan dapat didirikan oleh 1 org.
Kebutuhan masyarakat usaha, khususnya dim bidang usaha UKM yg diawali usaha dg modal kecil dilakukan secara org perseorgan "badan usaha" yg dpt dipergunakan dg "didirikan oleh 1 org adalah dg "Perusahaan Perseorangan" yg biasa dikenal dg UD, PD, PO dll yg diatur dl KUH Perdata/BW yg mana Perusahaan Perorgan tsb merupakan "badan usaha yg tidak berbadan hukum" sehingga modal usaha masih bercampur dg kekayaan pribadi. Pada kalangan usaha UKM membutuhkam pula "adanya badan usaha yg berbadan hukum yg dapat didirikan oleh 1 org dg modal usaha yg kecil".
MENJADI PERTANYAAN :
BADAN USAHA BERBADAN HUKUM APA YG DAPAT DIDIRIKAN OLEH 1 ORANG DENGAN MODAL KECIL SESUAI ATURAN HUKUM YG BERLAKU ??
membuka bolak balik semua UU dan aturan hukum yg ada kok belum ada aturan hukum yg dapat menjawab hal tsb ya ... apa yg harus dilakukan utk itu ...?
Sedang Notaris hanya boleh menerapkan terhadap hukum yg berlaku tidak boleh membuat "hukum" yg berlaku secara umum bg masy kecuali "hukum dlm perjanjian" yg hny berlaku bg para pihak dlm perjanjian. Sehngga untuk "sementara waktu" kebutuhan masy utk dpt "mendirikan & mempunyai badan usaha yg berbadan hukum yg dpt didirikan oleh 1 org dg modal kecil" harus sabar menanti "kesadaran" dari mereka yg mempunyai kewenangan untuk membuat UU & aturan hukum di Indonesia yg dapat "melahirkan ada nya badan usaha berbadan hukum yg dpt didirikan oleh 1 org dg modal kecil".
Perubahan jaman membawa dampak perubahan aturan, dahulu hukum tercipta dari olah pikir manusia & sbg produk penguasa, akan tetapi sekarang hukum dapat tercipta dg keputusan politik dan tuntutan masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar