17/11/16

Kutipan Buku Andi Hakim Nasution - Filsafat Ilmu

Allah Maha Mengetahui, artinya Maha Kumpulan Pengetahuan yang tidak terhingga banyaknya, dan yang batas-batasnya tidak dapat kita ketahui maupun di duga. Dengan demikian disebut Maha Kumpulan Pengetahuan atau al-‘Ilm.

Allah menurunkan sebagian ilmu-Nya melalui wahyu. Ilmu ini disebut Ilmu Naqliah atau “ilmu yang diturunkan”. Ilmu naqliah adalah kumpulan petunjuk Tuhan yang membimbing manusia bagaimana seharusnya berperilaku baik pada jalan yang diridhai-Nya. Ilmu naqliah tidak dapat dipertanyakan dan diperdebatkan kebenarannya dengan akal karena adalah kebenaran yang mutlak. Ilmu naqliah wajib dipelajari oleh setiap manusia (fardu ‘ain).

Berbeda dengan ilmu naqliah, ilmu aqliah atau ilmu falsafiyyah yaitu ilmu yang diperoleh melalui penggunaan akal dan kecendikiaan. Ilmu inilah yang dinamakan sains atau ilmu pengetahuan.  Menurut al-Ghazali Ilmu pengetahuan dipelajari tidak oleh setiap orang, melainkan oleh sebagian orang saja yang memiliki kemampuan untuk mempelajarinya. Tingkat wajibnya adalah fardu kifayah. Ilmu aqliah dapat dijadikan bahan perdebatan oleh karena nilai kebenaran pengetahuan yang diterima atas dasar akal sehingga tidak mutlak kebenarannya.

Suatu pengetahuan dibedakan taraf kebenarannya, pertama pengetahuan berdasarkan nalar maka tingkat kebenarannya ada pada taraf ilmul yaqin. Kedua pengetahuan berdasarkan pengamatan ada pada taraf ainul yaqin.

Ibn Khaldun menyusun metode sains falsafiyyah dengan menggunakan tiga tingkat kecerdasan manusia, yaitu melihat, mencoba dan menyusun teori. Buah pikiran Ibn Khaldun inilah yang akhirnya dikembangkan oleh Francis Bacon (1561-1626) menjadi metode penelitian ilmiah modern.    

Dengan demikian segala sesuatu yang kita yakini atas dasar pemikiran mungkin saja salah dan tidak benar karena ada sesuatu di dalam nalar kita yang salah. Demikian pula segala sesuatu yang kita yakini atas dasar pengamatan belum tentu benar karena penglihatan kita mungkin saja mengalami penyimpangan. Karena ilmu pengetahuan itu berubah-ubah dan berkembang. Karena itu kebenaran mutlak hanyalah ada pada taraf haqqul yaqin ada pada Tuhan Yang Maha Mengetahui    

(Edisi Ngutip dari Buku Andi Hakim Nasution-Filsafat Ilmu).
DR. Udin Narsudin SH, SpN, Wed, 16/1/2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar